DUNIA DONGENG

Minggu, 15 Mei 2016

Panduan pakai Gadget dalam Mendidik Anak

Cerdas Menyikapi Kemajuan Teknologi dalam Mendidik Anak Teknologi esensinya adalah untuk mempermudah manusia untuk berbuat kemanfaatan dan kebaikan. 28 February 2014 Beri Komentar Keluarga, Tumbuh Kembang Anak mendidik anak menyikapi teknologiTidak bisa dipungkiri, dunia semakin digital. Semua serba berbau teknologi. Hal ini pun berdampak pada anak. Anak zaman sekarang sangat dekat dengan teknologi sehingga mau tidak mau membuat orang tua harus mengubah pola mendidik anak. Tidak bisa dengan cara konvensional lagi. Orang tua pun harus mau akrab dengan teknologi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hadirnya sesuatu yang baru dan menjadi tren, selain membawa pengaruh positif, tetapi selalu ikut bersamanya yakni potensi pengaruh negatif. Ya, potensi pengaruh negatif. Mengapa potensi? Karena semua tergantung penggunaannya. Untuk itulah, tugas orang tua untuk meredam potensi buruk yang mungkin berdampak pada anak. Orang tua harus cerdas dalam menyikapi kemajuan teknologi ini. Jika sampai salah langkah, maka potensi pengaruh negatif tadi sangat mungkin didapat anak-anak kita. Lalu, bagaimana cara cerdas menyikapi kemajuan teknologi dalam mendidik anak? Berikut beberapa tipsnya: Jangan sembarang membelikan gadget untuk anak. Pastikan tujuannya jika Anda hendak membelikan sebuah gadget kepada anak. Jangan dengan alasan agar bisa berkomunikasi dengan mudah dengan anak karena saking sibuknya orang tua, menjadikan kita membelikan Smartphone terbaru. Jika tujuannya hanya untuk mudah berkomunikasi, belikan saja ponsel yang tidak terlalu canggih agar hanya bisa sebatas untuk komunikasi. Pastikan jika pun Anda terpaksa membelikannya sebuah gadget yang dilengkapi fasilitas internet, Anda harus membuat peraturan. Buatlah peraturan jam penggunaan agar dia tidak kecanduan. Misalnya sehari hanya boleh memakai dari jam 4-5 sore saja. Jika terpaksa lagi sulit melakukannya, periksalah setiap hari isi gadget yang digunakan anak. Hal ini tentunya menuntut orang tua untuk melek teknologi dan tidak gaptek. Jika di rumah Anda ada fasilitas internet, letakkanlah di ruang terbuka, misal ruang keluarga. Hal ini dilakukan agar Anda bisa mengontrol aktivitas anak Anda dengan komputer dan internetnya. Bila perlu, seperti poin sebelumnya, berlakukanlah pembatasan jam pakai. Namun, perlu pula ajak anak Anda untuk berselencar bersama di dunia maya. Ajak anak untuk melihat situs-situs yang bermanfaat sehingga kita sama dengan mengarahkan anak untuk menggunakan internet hanya untuk hal yang bermanfaat saja. Jika harus pergi ke internet, pastikan dia harus didampingi anggota keluarga, jangan sampai dia pergi bersama teman-temannya apalagi sendirian tanpa ada pendampingan. Walaupun kita percaya pada anak kita, namun sungguh, mencegah itu jauh lebih baik. Pastikan bahwa anak tetap sering melakukan aktivitas fisik. Jangan sampai aktivitas di depan gadget mendominasi hari-harinya. Masa anak-anak adalah masa untuk bergerak secara fisik motorik. Jika jarang digunakan untuk aktivitas fisik, maka akan terjadi gangguan perkembangan pada anak. Jika anak Anda sudah masuk usia remaja, buatlah komunikasi yang baik. Selengkapnya, silakan baca tulisan selanjutnya. Teknologi esensinya adalah untuk mempermudah manusia untuk berbuat kemanfaatan dan kebaikan. Alangkah salahnya jika justru tujuan yang baik itu dipergunakan tidak sesuai tujuannya. Orang tua yang cerdas, ialah orang tua yang memahami perkembangan zaman ini. Terus belajar, adalah kunci mendidik anak. Semoga bermanfaat.

Rabu, 11 Mei 2016

CINDERELLA

Cinderela Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak yang sangat cantik dan baik hati. Dia diberi nama Cinderela oleh kedua kakak tirinya. Kakak tiri Cindera itu sangat tidak suka dengan Cinderela. Tiap hari Cinderela selalu mendapatkan perlakuan yang kasar dari kedua kakak dan ibu trinya. Dia selalu disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah dan selalu dibentak-bentak. Hingga pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke rumah mereka. Pegawai kerajaan teresebut ternyata membawa undangan pesta dari sang raja. Kedua kakak dan ibu tiri Cinderala bersorak kegirangan. “Horeeee….. besok kita akan pergi ke Istana. Aku akan berdandan secantik mungkin, agar pangeran suka denganku”, teriak kedua kakak Cinderela. Mendengar teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu Cinderela meminta ijin pada ibu tirinya untuk ikut dalam pesta tersebut. Cinderela sangat sedih, karena ibu tiri dan kakak-kakak tirinya tidak mengijinkan dia ikut dalam acara itu. “Kamu mau pakai baju apa Cinderela? Apa kamu mau ke pesta dengan baju kumalmu itu?”, teriak kakaknya. Akhirnya waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya sudah berdandan dengan cantik dan sudah siap berangkat. Cinderela hanya bias memandangi kakak dan ibu tirinya. Dia sangat sedih sekali,karena tidak dapat ikut dalam pesta itu. Dia hanya bisa menangis di dalam kamar dan membayangkan meriahnya pesta tersebut. “Andaikan aku bisa ikut dalam pesta itu, pasti aku akan senang sekali”, gumam Cindera. Tidak berapa lama setelah Cinderela berkata, tiba-tiba ada suara dari belakangnya. “Janganlah engkau menangis Cinderela”. Mendengar suara itu, lalu Cinderela berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri yang sedang tersenyum padanya. “Kamu pasti bisa dating ke pesta itu Cinderela”, kata peri itu. “Bagaimana caranya? Aku tidak punya baju pesta dan saudara-saudaraku juga sudah berangkat.”, tanya Cinderela pada peri itu. “Tenanglah Cinderela, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal kepadaku", kata peri itu. Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Cinderela pun disulap menjadi Putri yang sangat cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah dan sepatu kaca. "Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam, jadi lamu harus pulang sebelum pukul dua belas”,kata peri itu. "Ya ibu peri. Terimakasih", jawab Cinderela. Setelah semuanya sudah siap, kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. "Cantik sekali putri itu! Putri dari negara mana ya ?" Tanya mereka. Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela. Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini," kata sang Pangeran. Karena terlalu senag dan menikmati pesta itu, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,". Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, Cinderela terjatuh dan sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. "Aku akan mencarimu," katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh berpakaian tidak bagus lagi, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta. Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. "Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela. "Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok dengan anak ini!". Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. "Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Iya akulah wanita yang dicari pangeran”,kata Cinderela. “Selamat Cinderela!” Mendengar kata itu, Cinderela lalu menoleh kebelakang, dan dilihatnya ibu peri sudah berada di belakangnya. "Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran di istana. Sim salabim!.," katanya peri tersebut. Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun yang sangat bagus. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang sampai kapanpun Cinderela”, kata sang peri. Cinderela kemudian dibawa oleh pengawal istana untuk bertemu dengan sang pangeran. Sesampainya di Istana, Pangeran sangat senang sekali,dan menyambut kedatangan Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup berbahagia di dalam Istana. Dongeng "Cinderela" ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam Pramudiana

EMAS DAN BATU

Berkat kerja keras dan selalu menabung, petani itu akhirnya kaya raya. Karena tak ingin tetangganya tahu mengenai kekayaannya, seluruh tabungannya dibelikan emas dan dikuburnya emas itu di sebuah lubang di belakang rumahnya. Seminggu sekali digalinya lubang itu, dikeluarkan emasnya, dan diciuminya dengan penuh kebanggaan. Setelah puas, ia kembali mengubur emasnya. Pada suatu hari, seorang penjahat melihat perbuatan petani itu. Malam harinya, penjahat itu mencuri seluruh emas si petani. Esok harinya petani itu menangis meraung-raung sehingga seluruh tetangga mengetahui apa yang terjadi. Tak seorang tetangga pun tahu siapa yang mencuri emasnya. Jangankan soal pencurian, tentang lubang berisi emas itu saja mereka baru tahu hari itu. Kalau tidak ada pencurian, tak ada yang tahu bahwa petani itu memiliki emas yang dikubur di belakang rumahnya. Sebagian orang ikut bersedih atas pencurian itu, sebagian yang lain mengejek dan menganggap petani itu bodoh. “Salah sendiri menyimpan emas di rumah. Mengapa tidak dijual saja dan uangnya dipakai untuk membangun rumah. Biar rumahnya lebih bagus, tidak reot seperti sekarang. Itulah ganjaran orang kikir. Kalau dimintai sumbangan, selalu saja jawabannya tidak punya. Sekarang, rasakan sendiri!” Tetapi tak seorang pun yang berani terus terang mengejek atau mengumpat petani yang ditimpa kemalangan itu. Semua ejekan dan umpatan hanya diucapkan di antara sesama mereka saja, tidak di hadapan si petani. Hanya seorang lelaki tua miskin yang berani bersikap jujur kepada petani itu. Lelaki tua itu tinggal tak jauh dari rumah si petani. “Sudahlah, begini saja. Di lubang bekas emas itu kuburkanlah sebongkah batu atau apa saja dan berlakulah seperti sebelum kau kecurian.” Mendengar itu, si petani marah. “Apa maksudmu? Kau mengejekku, ya? Yang hilang itu emas, bukan batu. Kau sungguh tetangga yang jahat. Kau memang orang miskin yang cuma bisa mengubur batu. Aku bisa mengubur emas atau apa saja semauku. Kini aku kehilangan emas dan kau enak saja menyuruhku mengubur batu. Kau pikir batu sama dengan emas?!” Suasana pun gaduh. Orang-orang melerai. Dengan tenang lelaki tua itu menjawab: “Apa bedanya emas dan batu? Kalau kau bisa mengubur emas, seharusnya kau juga bisa mengubur batu. Tahukah kau, dengan mengubur emas berarti kau telah menjadikan logam mulia itu sebagai barang yang tidak berharga. Lalu, apa salahnya kau mengubur batu dan berkhayal yang kau kubur itu adalah emas.” (Diceritakan kembali oleh: Prih Suharto. Sumber: Sketches for a Portrait of Vietnamese Culture) prih_suharto @ yahoo . com

RAJAWALI YANG CERDIK

Di Suatu hari yang panas seekor rajawali sangat haus dan ingin minum. Sungai amat jauh dan sangat melelahkan jika terbang ke sana untuk minum. Ia tidak melihat kolam air di mana pun. Ia terbang berputar-putar. Akhirnya ia melihat sebuah buyung di luar rumah. Rajawali terbang turun ke buyung itu. Di sana ada sedikit air di dasar buyung. Rajawali memasukkan kepalanya ke dalam buyung tetapi ia tidak menggapai air itu. Ia memanjat ke atas buyung. Ia memasukkan lagi kepalanya ke dalam buyung tetapi paruhnya tidak bisa mencapai air itu. Kemudian ia mencari akal. Rajawali itu terbang tinggi dan kemudian turun menuju ke buyung untuk memecahkannya dengan paruhnya tetapi buyung itu amat kuat. Ia tidak dapat memecahkannya. Rajawali itu keluar terbang kearah buyung kemudian ia menabrakkan sayapnya. Ia mencoba memecahkannya, agar airnya akan keluar membasahi lantai. Tetapi buyung itu amat kuat. Rajawali itu amat letih bila harus terbang lebih jauh lagi. Ia berpikir ia akan mati kehausan. Rajawali itu duduk termenung di sarangnya. Ia berpikir terus menerus Ia tidak mau mati karena kehausan. Ia melihat banyak batu-batu kecil di tanah. Ia mendapatkan ide. Ia mengambil batu itu dan memasukkannya ke dalam buyung. Ia memasukkan dan memasukkan terus. Air itu naik lebih tinggi setiap kali batu jatuh ke dalam buyung. Buyung itu hampir penuh dengan batu. Air telah naik sampai ke permukaan. Rajawali yang pintar itu memasukkan paruhnya dan ia mendapatkan air. Pepatah mengatakan bahwa “ Jika ada kemauan pasti ada jalan. “ Rajawali itu telah membuktikannya.

Petani yang Baik Hati

Di suatu desa, hiduplah seorang petani yang sudah tua. Petani ini hidup seorang diri dan sangat miskin, pakaiannya penuh dengan tambalan dan rumahnya terbuat dari gubuk kayu. Musim dingin sudah tiba, Pak Petani tidak punya makanan , juga tidak mempunyai kayu bakar untuk menghangatkan diri, jadi hari ini Pak Petani hendak pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan. Ketika keluar dari rumah, dilihatnya ada sebutir telur tergeletak diatas tanah bersalju. Dengan hati-hati dipungutnya telur tersebut dan dibawanya ke dalam rumah. Pak Petani menyelimuti telur itu dengan kain lusuh dan meletakkannya di dalam kardus agar tetap hangat. Setelah itu dia pergi ke pasar untuk bekerja. Pak Petani membuat telur itu menjadi hangat setiap hari sampai telur itu menetas. Ternyata telur itu adalah telur Burung Camar, mungkin induknya menjatuhkannya ketika hendak pindah ke tempat yang lebih hangat. Pak Petani merawat Burung Camar kecil itu dengan penuh kasih sayang. Dia selalu membagi setiap makanan yang diperolehnya dari bekerja di pasar. Ketika harus meninggalkan Burung Camar itu sendirian, Pak Petani akan meletakkannya di dalam kardus dan menyalakan perapian agar Burung Camar tetap hangat. Hari-hari berlalu, Burung camar kecil tumbuh semakin besar. Pak Petani sadar, Burung Camar ini tidak selamanya akan tinggal bersama dirinya. Dengan berlinang air mata, Pak Petani melepaskan Burung Camar itu agar pergi ke selatan, ke tempat yang hangat. Suatu hari, Pak Petani terbaring sakit karena kedinginan, dia tidak punya uang untuk membeli obat, kayu bakar dan makanan. Tok…tok…..tok……., terdengar suara dari pintu rumah Pak Petani. Ternyata Burung Camar itu kembali, diparuhnya terdapat benih tanaman. Pak Petani heran Burung Camar itu masih mengingatnya, dibiarkannya Burung Camar itu masuk dan memberinya minum. Sambil memandang benih yang dibawa oleh burung Camar, Pak Petani bertanya-tanya… benih apakah ini ? dapatkah aku menanamnya di tengah musim dingin ini ? tanyanya dalam hati. Burung Camar keluar dari rumah Pak Petani, membuat lubang di halaman rumah Pak Petani lalu menanam benih itu . Ketika hari menjelang senja Burung Camar itu pergi meninggalkan Pak Petani. Esok harinya, keajaiban terjadi, benih yang ditanam Burung Camar tumbuh menjadi Pohon lengkap dengan buahnya hanya dalam sehari !!!! Pak Petani sangat terkejut melihatnya. Karena lapar, Pak Petani memakan buah pohon itu. Ajaib, tubuhnya menjadi kuat dan dia tidak merasa sakit. Karena Keajaibannya, Pak Petani menamakan Pohon itu Pohon Dewa, karena buahnya dapat membuat Pak Petani menjadi sehat kembali. Pak Petani merawat pohon itu dengan baik. Meskipun musim dingin, pohon itu terus berbuah dan tidak menjadi kering. Pak Petani menjual buah itu dan mendapatkan banyak uang. Sekarang Pak Petani tidak lagi kedinginan dan kelaparan. Meskipun demikian , Pak Petani tetap murah hati, dia ingat bahwa apa yang diterimanya sekarang adalah buah dari ketulusannya menolong sesama makhluk hidup. Betty Veve [mami_veve10 @yahoo.com]

ASAL MULA RUMAH SIPUT

Dahulu kala, siput tidak membawa rumahnya kemana-mana… Pertama kali siput tinggal di sarang burung yang sudah ditinggalkan induk burung di atas pohon . Malam terasa hangat dan siang terasa sejuk karena daun-daun pohon merintangi sinar matahari yang jatuh tepat ke sarang tempat siput tinggal. Tetapi ketika musim Hujan datang, daun-daun itu tidak bisa lagi menghalangi air hujan yang jatuh,.. siput menjadi basah dan kedinginan terkena air hujan. Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas, siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah dan kedinginan. Sepertinya aku menemukan rumah yang cocok untukku, gumam siput dalam hati. Tetapi di suatu hari yang cerah, datanglah burung pelatuk ,, tok..tok…tok…burung pelatuk terus mematuk batang pohon tempat rumah siput, siput menjadi terganggu dan tidak bisa tidur, Dengan hati jengkel, siput turun dari lubang batang pohon dan mencari tempat tinggal selanjutnya. Siput menemukan sebuah lubang di tanah, kelihatannya hangat jika malam datang, pikir siput. Siput membersihkan lubang tersebut dan memutuskan untuk tinggal di dalamnya, tetapi ketika malam datang, tikus-tikus datang menggali dari segala arah merusak rumah siput. Apa mau dikata, siput pergi meninggalkan lubang itu untuk mencari rumah baru…. Siput berjalan terus sampai di tepi pantai penuh dengan batu karang. Sela-sela batu karang dapat menjadi rumahku !!! siput bersorak senang, aku bisa berlindung dari panas matahari dan hujan, tidak aka nada burung pelatuk yang akan mematuk batu karang ini, dan tikus-tikus tidak akan mampu menggali lubang menembus ke batu ini. Siput pun dapat beristirahat dengan tenang, tetapi ketika air laut pasang dan naik sampai ke atas batu karang, siput ikut tersapu bersama dengan ombak. Sekali lagi siput harus pergi mencari rumah baru. Ketika berjalan meninggalkan pantai, siput menemukan sebuah cangkang kosong, bentuknya cantik dan sangat ringan…. Karena lelah dan kedinginan, Siput masuk ke dalam cangkang itu , merasa hangat dan nyaman lalu tidur bergelung di dalamnya. Ketika pagi datang, Siput menyadari telah menemukan rumah yang terbaik baginya. Cangkang ini sangat cocok untuknya. Aku tidak perlu lagi cepat-cepat pulang jika hujan turun, aku tidak akan kepanasan lagi, tidak ada yang akan menggangguku, …. aku akan membawa rumah ini bersamaku ke manapun aku pergi.

Selasa, 10 Mei 2016

KIAT AGAR ANAK DISIPLIN

Kompak dengan pasangan dalam mendisiplin anak penting karena anak harus tahu aturan yang ditetapkan oleh orang tuanya. Kelak, disiplin yang diajarkan di rumah akan menjadi jembatan untuk bisa mengikuti disiplin di sekolah. Aturan mendisiplin sederhana saja: jelas, sederhana dan yang terpenting konsisten dengan aturan yang dibuat. Semakin Anda dan pasangan konsisten dengan batasan, akan lebih mudah bagi anak untuk tetap berada dalam batasan. Tapi, menyatukan dua pandangan tidak selalu mudah. Padahal bila anak dibesarkan dengan orang tua dengan gaya mendisiplin yang berbeda, anak akan memiliki masalah perilaku. Bila bunda mengatur dengan tangan besi sementara ayah masa bodoh, akan membuat anak jadi bingung. Menurut Jane Nelsen dalam buku “Positive Discipline”, kunci sukses kompak dengan pasangan dalam mendisiplin anak adalah dengan menghindari agar tidak terjebak saling adu kekuatan dengan pasangan. Anda dan pasangan perlu bicara dari hati ke hati untuk menyamakan visi dalam mendisiplin anak. 1. Tanyakan pada pasangan, bagaimana dulu dia dibesarkan karena biasanya gaya pengasuhan berulang. Kita mengambil banyak nilai yang ditanamkan oleh orang tua kita dulu. Mencari tahu latar belakang bagaimana dulu dia dibesarkan oleh orang tuanya, bisa memberi gambaran bagaimana gaya pengasuhan yang dianut pasangan. Tanyakan pasangan, mengapa dia memilih gaya disiplin tersebut. Dengarkan penjelasannya tanpa diinterupsi. Tanyakan pada diri sendiri apakah ada hal-hal yang Anda tidak setujui dari gaya pasangan dalam mendisiplin anak. 2. Tidak ada perasaan terpendam. Bila ada cara pendisiplin yang tidak Anda setujui jangan diam saja, utarakan perasaan Anda. Sebaiknya setiap sebulan sekali Anda dan pasangan duduk bersama membahas masalah ini. Tuliskan beberapa hal yang mengganjal. Ini kesempatan Anda untuk jujur. Anda berdua juga harus saling mendengarkan dan menghargai pendapat masing-masing. Tujuannya bukan untuk menguasai, tapi Anda dan pasangan bisa mendapatkan peraturan dimana Anda berdua bisa merasa nyaman menerapkannya. 3. Terima sedikit perbedaan. Mustahil berharap pasangan akan punya pandangan yang sama persisi dalam mendisiplinkan anak. Begitu pula, dia juga tidak akan selalu mengikuti semua keinginan Anda. Namun dengan mempertahakan sedikit individualitas Anda, termasuk saat mendisiplinkan anak, berarti Anda mendidik kecerdasan emosional anak. Anak belajar dari apa yang dia harapkan dari satu orang dewasa lawan orang dewasa lainnya. Ini adalah hal yang baik. 4. Tidak di depan anak. Ketika Anda dan pasangan mulai membicarakan strategi mendisiplin anak, pilih tempat tenang, dimana Anda hanya berdua saja dengan pasangan. Tidak hanya suasana yang tenang, Anda berdua juga harus membicarakan aturan disiplin anak dengan kepala dingin. Misalnya malam hari saat anak sudah tidur. Awalnya memang akan banyak perbedaan yang membuat Anda harus adu argumentasi dengan pasangan. 5. Terus eksplorasi. Ada berbagai pilihan dalam mendisiplin anak, seimbangkan antara pro dan kontra. Kembangkan satu set peraturan dan konsekuensi yang disetujui bersama. Namun, Anda harus siap untuk menyesuaikannya lagi atau bahkan mengubah seluruh aturan tersebut bila dalam jangka waktu tertentu ternyata tidak berjalan dengan baik. Memang Anda dan pasangan harus terbuka untuk kompromi. 6. Selalu satu kata di depan anak, jangan tunjukkan ketidaksetujuan di depannya. Anak melihat Anda sebagai orang yang memberi keamanan dan cinta dalam hidup mereka. Bila anak melihat kedua orang tuanya beradu pendapat, terutama tentang dirinya, bisa menggoyahkan pemahamannya. Anak bisa marah atau ketakutan dan merasa menjadi penyebab pertengkaran orang tuanya. Ini bisa menyebabkan kepercayaan dan kesadaran dirinya berkurang.