Senin, 09 Mei 2016
Anak "Bandel" jadi PENURUT
Mengembangkan Empati Si Kecil Sedari Dini
Empati adalah hal yang tak kalah penting daripada prestasi yang harus dimiliki anak-anak kita sedari dini. Memiliki empati akan membantu anak-anak kita dalam interaksi mereka dengan sesama dan lingkungAN
Kecenderungan dalam masyarakat sekarang para orang tua lebih menekankan pentingnya prestasi dan lupa atau sengaja melupakan untuk mengajarkan empati pada buah hati. Padahal memiliki empati tak kalah pentingnya bagi seorang anak dibandingkan dengan memiliki prestasi. Karena kemampuan anak mengelola emosi dan menjalin hubungan dengan sesama serta lingkungan sekitar dia sangat dipengaruhi oleh pengembangan empatinya. Kemampuan kognitif untuk memahami konsep empati sebenarnya baru dipahami saat seorang anak berusia 8 atau 9 tahun. Akan tetapi anak berusia lebih muda dari itu pun bisa menunjukan sikap empati terhadap orang lain jikalau dibiasakan sedari dini.
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam mengembangkan empati pada diri seorang anak adalah dengan membantu anak tersebut mengenali emosi. Bantulah si kecil untuk mengenali apa yang dia atau orang lain rasakan. Contohnya ketika ada seorang temannya menangis, Anda bisa menjelaskan bahwa perasaan yang si teman rasakan itu adalah sedih, lalu doronglah si kecil untuk menghibur temannya dengan cara mengajak bermain bersama. Sebaliknya ketika ada hal yang menyenangkan dan si kecil terlihat gembira, Anda bisa memberitahukan dia bahwa apa yang dia rasakan itu adalah perasaan bahagia. Mengenalkan emosi baik yang positif maupun negatif membantu si kecil untuk memahami apa yang dia rasakan dan apa yang orang lain rasakan. Itu akan membantu mengembangkan kemampuannya berempati terhadap keadaan orang lain. Hal yang perlu diingat adalah bahwa berikanlah penjelasan yang sederhana sesuai dengan usia si kecil. Dan meskipun anda sedang mengenalkannya dengan emosi negatif seperti bersedih atau marah, tetaplah akhiri dengan hal yang positif. Seperti contoh di awal tadi bagaimana kita bisa mendorong si kecil untuk menghibur temannya yang sedang bersedih. Untuk anak yang masih balita bisa juga kita mengenalkan emosi dengan permainan ekspresi. Tempelkan gambar-gambar emosi seperti sedih, senang, tertawa, menangis, terkejut, marah dsb, di papan tulis atau di pintu kulkas. Secara bertahap kita bisa menempelkan gambar-gambar emosi yang lebih kompleks seperti cemburu, grogi dan sebagainya.
Doronglah buah hati kita untuk membagi apa yang dia rasakan. Hal ini perlu dibiasakan. Mulailah dengan memberi contoh dengan membagikan apa yang kita rasakan kepada si kecil. Semisal ketika kita senang karena si kecil bisa bangun pagi dengan mudah. Atau sebaliknya ketika kita kesal karena si kecil yang berteriak-teriak meminta sesuatu yang kita tidak izinkan misalnya, jelaskan bahwa kita kesal dengan apa yang dia lakukan, dengan catatan kita tidak melakukan itu dengan emosi. Bisa juga kita memberi pancingan dengan bertanya kepada si anak sehingga dia akan terbiasa untuk bercerita tentang apa yang dia rasakan. Dan harap selalu diingat untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh tanpa menyela ketika si kecil berbagi apa yang dia rasakan. Berikan dia kebebasan untuk menyampaikan. Baru setelah dia selesai bercerita kita bisa menanggapi. Itu akan membuatnya merasa dihargai dan didengarkan. Dan ini juga cara yang efektif untuk mengetahui dan mengajarkan kehidupan sosial kepada anak kita. Kita bisa mengetahui bagaimana anak kita berinteraksi dengan lingkungannya. Setelah anak bercerita tentang apa yang dia temui atau apa yang dia alami kita bisa mengarahkannya ke diskusi sederhana tentang bagaimana dia harus bersikap dengan teman atau orang di sekitarnya dengan cara yang baik dan saling menghormati.
Hal lain yang bisa membantu mengembangkan empati si kecil adalah mengajarkannya untuk memperhatikan perilaku terutama perilaku yang baik yang terjadi di sekelilingnya. Sebagai contoh ketika ada teman dia yang melakukan hal yang baik kita bisa mengatakan, "Andi tadi baik sekali ya sudah menemani Lukas menunggu jemputan". Dengan menunjukkan perilaku positif orang lain kita mendorong si kecil untuk memahami bahwa tindakan seseorang bisa mempengaruhi emosi dan memberi kesan pada diri orang lain. Dan itu akan mendorong si kecil untuk melakukan hal serupa.
Berperilaku baik di depan anak adalah cara paling efektif untuk mengajarkan anak tentang kepedulian terhadap orang lain. Bahkan hal sederhana seperti mengucapkan kata maaf atau terima kasih juga paling baik diajarkan dengan teladan. Ada seorang anak kenalan saya yang susah sekali berbagi dengan temannya. Usut punya usut ternyata sedari dia balita ibunya sudah mengatur agar dia tidak berbagi mainan dengan anak lain. Setiap kali ada anak lain bermain ke rumahnya, si ibu hanya akan mengeluarkan satu atau dua buah mainan saja dengan alasan takut mainannya rusak atau hilang. Alhasil si anak tumbuh menjadi susah berbagi. Sebaliknya ada juga anak yang tidak canggung membagi makanannya dengan anak lain. Dan ternyata itu juga dimulai dari orang tua yang membiasakan si anak untuk berbagi dengan temannya. Jika ingin anak kita memiliki empati terhadap sesama dan lingkungan, haruslah dimulai dari orang tuanya. Mustahil untuk mengajarkan anak tentang cinta pada lingkungan jika orang tuanya saja masih suka membuang sampah sembarangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar